28/09/2025

Profil Sudwikatmono, Raja Sineplex yang Tenggelam dalam Utang

0

Supersemar News – Sudwikatmono adalah seorang pengusaha yang memiliki relasi dekat dengan mantan presiden RI ke-2, Soeharto.

Sepanjang hidupnya ia berkarier di dunia bisnis. Salah satu warisannya yang paling terkenal adalah Cineplex 21, yang ia dirikan pada tahun 1970-an.

Biodata Sudwikatmono

Nama lengkap: Sudwikatmono
Nama panggilan: Dwi
Tempat, tanggal lahir: 28 Desember 1934
Tempat, tanggal wafat: Singapura, 8 Januari 2011
Zodiak: Capricorn
Agama: –
Orang tua: M Ng. Rawi Prawirodihardjo dan Sugiem
Pasangan: Sri Sulastri
Anak-anak: 4
Berat badan: –
Tinggi badan: –
Media sosial: –
Pendidikan: –
Pekerjaan: Pengusaha

Sudwikatmono yang akrab disapa Dwi, adalah putra dari pasangan M Ng. Rawi Prawirodihardjo dan Sugiem.

Keluarganya memiliki hubungan dekat dengan mantan presiden Soeharto. Sebab ibunya adalah bibi Soeharto.

Bahkan setelah Kertosudiro bercerai, Soeharto pernah tinggal bersama keluarga Sudwikatmono selama beberapa tahun.

Selama tinggal bersama Dwi, banyak orang yang mengira Soeharto adalah saudaranya.

Namun secara hubungan, Dwi dan Soeharto tidak begitu dekat, karena jarak usia yang jauh dan kepribadian Soeharto yang cenderung pendiam.
Setelah menyelesaikan SMA, Dwi melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada mengambil jurusan ekonomi.

Namun ia meninggalkan bangku kuliah demi mewujudkan mimpi terbesarnya, yakni menjadi seorang tentara.

Ambisinya yang begitu besar membuatnya lolos dalam seleksi penerimaan calon kadet TNI Angkatan Laut.

Namun ia harus mengubur mimpinya setelah kedua orang tuanya tidak mengizinkannya sebagai tentara.
Perjalanan Sudwikatmono Membangun Bisnis
Perjalanan Sudwikatmono membangun bisnis dimulai pada tahun 1960.

Bermula sebagai juru tulis di PN Jaya Bhakti, sebuah perusahaan perdagangan dan ekspor-impor selama kurang lebih 10 tahun, ia kemudian terjun ke sektor bisnis perfilman pada tahun 1970-an.
Bersama dua rekannya, Bambang Soestrisno dan Benny Suherman mereka mendirikan PT Suptan Film, sebuah perusahaan produksi film dan impor film-film Mandarin.

Melalui perusahaan ini, lahirlah film pertama berjudul “Panji Tengkorak”.

Kesuksesan di bidang produksi filmnya ini membuatnya terdorong untuk mendirikan Suptan Film, perusahaan rumah produksi yang kemudian menjadi kolaborator setia sutradara legendaris Teguh Karya.

Bekal kesuksesannya di industri produksi perfilman dan impor film itu membuatnya memutuskan untuk mendirikan Cineplex 21 pada 21 Agustus 1987.

Penggunaan angka “21” pada mereknya menjadi perdebatan banyak pihak.

Ada yang menyebutnya sebagai angka keramat dalam budaya Jawa, ada yang bilang angka itu berasal dari nomor jalan studio pertama.
Ada pula yang mengatakan bahwa angka 21 itu akronim dari nama pendirinya Su-Dwi-kat-Mono (Dwi Mono = 21).

Terlepas dari makna di baliknya, Cineplex 21 tumbuh menjadi raksasa yang berhasil memonopoli industri perfilman Indonesia, memberinya julukan “Raja Sinepleks Nasional”.

Namun kejayaannya ini tidak bertahan lama. Saat badai krisis ekonomi 1998 melanda, kerajaan bisnis yang dibangunnya bertahun-tahun langsung hancur.

Sudwikatmono terlilit utang besar dari berbagai bisnis.

Untuk menyelamatkan diri, Dwi terpaksa melepas aset dan sahamnya ke pihak lain, termasuk bisnis utamanya di bidang perfilman yang dijualnya kepada Benny Suherman dan Harris Lesmana.
Dwi sendiri dikabarkan berhasil melunasi seluruh utangnya pada tahun 2004. Namun sejak itu, namanya tidak lagi terdengar sebagai pebisnis.

Di sisi lain, semangat bisnisnya diwariskan kepada anak-anaknya, Martina Sudwikatmono yang mengelola waralaba restoran seperti Planet Hollywood dan Agus Lasmono Sudwikatmono yang mendirikan Indika Group, perusahaan yang bergerak di bidang hiburan.

(inilah.com)
(Lilis Susanti)

Share link berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *