Kemkomdigi sebut Sekolah Rakyat bangun interaksi yang baik antarsiswa
Makassar – Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Fifi Aleyda Yahya menyebutkan metode belajar mengajar di Sekolah Rakyat membangun interaksi dan hubungan yang baik antarsiswanya.
Fifi menyampaikan hal tersebut saat menyambangi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar pada Jumat. Dalam kesempatan itu, dia meninjau fasilitas sekolah hingga berinteraksi dengan siswa-siswa di sebuah kelas.
“Tadi salah satu ada yang sempat bilang bahwa saya paling senang kalau bermain games (permainan) dengan teman-teman. Artinya ada silaturahmi, ada interaksi dengan teman-teman,” kata Fifi saat ditemui di SRMA 26 Makassar, Jumat.
Dia menilai, manfaat Sekolah Rakyat dirasakan langsung oleh anak-anak yang membutuhkan akses pendidikan. Dia mengatakan, para siswa mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan belajar di Sekolah Rakyat.
“Tadi ketemu dengan beberapa siswa, mereka menyatakan bahwa mereka senang berada di sini (Sekolah Rakyat) mendapatkan kesempatan untuk belajar,” ujar Fifi.
Fifi memastikan Kemkomdigi siap mendukung keberlanjutan program Sekolah Rakyat, terutama berkaitan dengan aspek konektivitas dan digitalisasi.
Pihaknya juga menjalin kolaborasi yang baik dengan kementerian/lembaga lain dalam menjalankan program prioritas pemerintah di bidang pendidikan tersebut.
Fifi berharap para siswa Sekolah Rakyat dapat mengikuti kegiatan belajar di Sekolah Rakyat dengan baik dan memiliki semangat tinggi untuk menggapai cita-citanya.
“Mari anak-anak ini kita dukung dan kita berikan akses untuk pendidikan. Mudah-mudahan untuk adik-adik yang ada bisa betah, bisa semangat belajar, dan benar-benar mengikuti program baik yang sudah disiapkan oleh Sekolah Rakyat,” ucap Fifi.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar Anna Puspasari menjelaskan para siswa di SRMA 26 Makassar berasal dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan Desil 1 dan 2 yang memiliki keterbatasan akses pendidikan.
Proses pemilihan siswa penerima manfaat dilakukan melalui proses survei langsung bersama Badan Pusat Statistik (BPS), dinas sosial, dan pendamping untuk memastikan ketepatan sasaran.
Dia menjelaskan, Sulawesi Selatan saat ini memiliki 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan. Selain mendapat pendidikan formal, para siswa Sekolah Rakyat juga diajarkan untuk tidak melakukan perundungan atau kekerasan.
Menurutnya, Kemkomdigi turut mendukung program Sekolah Rakyat melalui penyediaan layanan internet dan akses jaringan memadai yang menjadi bagian dari kerja lintas kementerian/lembaga.
“Kita punya kamera CCTV dengan jumlah lumayan banyak. Jadi dukungan dari Komdigi ini luar biasa, begitu juga kementerian/lembaga lain dan Pemda (pemerintah daerah),” ujar Anna.
(Antara)( SupersemarNewsTeam)
