02/10/2025
Sang Merah Putih berkibar gagah, bukan hanya simbol Negara Indonesia, tetapi juga warisan panji Rasulullah SAW yang sarat makna keberanian dan kesucian.

SUPERSEMAR NEWS – Malang – Bendera Merah Putih tidak hanya menjadi simbol negara Indonesia, tetapi juga diyakini memiliki hubungan erat dengan sejarah Islam. Menurut sejumlah ulama dan pengurus Lesbumi PBNU, warna merah dan putih merupakan warna yang dicintai Rasulullah SAW.

Makna Filosofi Merah Putih

Sejak lama, Bendera Merah Putih dikenal sebagai lambang patriotisme dan nasionalisme bangsa. Merah melambangkan keberanian, sedangkan putih bermakna kesucian. Keduanya dipadukan sebagai simbol keseimbangan tubuh dan jiwa.

Menurut Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, dosen FAI Universitas Islam Malang (UNISMA), filosofi ini memperlihatkan bahwa Indonesia akan berjaya selama mampu menjaga harmoni antara keberanian dan kesucian.

Hadis tentang Bendera Rasulullah

Selain makna nasional, bendera ini juga memiliki nilai keagamaan. Dalam hadis riwayat Thabrani, Rasulullah SAW pernah memberikan panji merah kepada Bani Salim. Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah menyebutkan bahwa bendera Rasulullah berwarna putih.

“Kedua hadis ini shahih. Maka wajar bila perpaduan merah putih digunakan sebagai warna bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas Dr. Kukuh.

Konsep ini dalam Ushul Fiqh disebut Al-Jam’u Wat Taufiq, yaitu menggabungkan dua nash yang berbeda menjadi satu kesatuan.

Sejarah Penyebaran Merah Putih di Nusantara

Menurut catatan sejarah, para ulama telah memperkenalkan merah putih sebagai bendera Rasulullah sejak abad ke-7 Masehi, bersamaan dengan masuknya Islam ke Nusantara. Warna merah dan putih juga ditafsirkan ulama klasik seperti Imam An-Nawawi sebagai simbol emas dan perak, lambang kemenangan dan kejayaan.

Nilai Universal Merah Putih

Bendera Rasulullah tidak hanya terbatas pada umat Islam. Filosofi merah putih mengandung makna universal sehingga dapat diterima semua golongan tanpa membedakan agama, suku, maupun bangsa.

“Rasulullah menggunakan warna ini bukan hanya untuk perang, tetapi juga sebagai simbol persatuan,” ungkap Dr. Kukuh.

Penutup

Dengan demikian, Sang Saka Merah Putih tidak hanya berakar pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga memiliki legitimasi religius dalam tradisi Islam. Nilai ini menjadi penguat nasionalisme sekaligus mempererat hubungan antara agama dan kebangsaan.

SupersemarNewsTeam
SanggaBuana

Share link berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *