
SUPERSEMAR NEWS – JAKARTA
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan arah baru organisasi melalui transformasi besar pada periode 2025–2030. Dalam Kongres III Projo yang digelar di Hotel Grand Sahid Jakarta, Minggu (2/11/2025), ia dilantik kembali sebagai ketua umum secara aklamasi oleh seluruh peserta kongres yang dipimpin oleh Freddy Damanik.
Transformasi dan Perubahan Arah Projo
Dalam pidatonya, Budi Arie menyampaikan rencana strategis organisasi untuk melakukan transformasi menyeluruh, termasuk mengubah logo Projo agar tidak lagi menampilkan wajah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Ia menjelaskan bahwa langkah ini bukan bentuk pemutusan hubungan, melainkan penegasan jati diri organisasi.
“Projo bukan singkatan dari Pro Jokowi, melainkan berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi,” tegas Budi Arie dalam pidatonya.
Transformasi ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa Projo tidak mengultuskan individu tertentu, melainkan menjunjung semangat kerakyatan dan kemandirian politik.
Tetap Menjalin Hubungan Baik dengan Jokowi
Meski mengalami perubahan identitas visual, Budi Arie menegaskan bahwa hubungan Projo dengan Jokowi tetap terjalin baik.
Ia meminta publik tidak menilai transformasi ini sebagai langkah menjauh dari sosok yang menjadi inspirasi lahirnya organisasi.
Menurutnya, komunikasi antara Jokowi dan jajaran Projo masih berjalan lancar hingga kini.
“Sejarah lahirnya Projo tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan Jokowi. Namun sekarang kami bertransformasi agar semangatnya lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menyesuaikan Diri di Era Prabowo-Gibran
Seiring berakhirnya sepuluh tahun kepemimpinan Jokowi, Projo kini menyesuaikan diri dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Budi Arie menegaskan bahwa komitmen Projo tetap fokus pada program-program kerakyatan yang berpihak pada masyarakat.
“Kami akan mendukung penuh agenda pemerintah untuk memperkuat kesejahteraan rakyat, memperluas lapangan kerja, dan menjaga kedaulatan ekonomi nasional,” ujar Budi tegas.
Transformasi ini, lanjutnya, menjadi langkah penting agar Projo tetap relevan dan berperan aktif di tengah dinamika politik nasional.
Projo Sebagai Gerakan Rakyat Mandiri
Dengan arah baru tersebut, Projo ingin menegaskan dirinya sebagai gerakan rakyat yang mandiri, bukan sekadar pendukung politik figur tertentu.
Semangat perubahan ini diharapkan mampu memperkuat basis akar rumput dan memperluas peran sosial politik Projo di seluruh Indonesia.
“Projo akan tetap menjadi wadah perjuangan rakyat, mengawal cita-cita pembangunan bangsa,” kata Budi Arie menutup sambutannya di depan peserta kongres.
Kesimpulan
Transformasi Projo di bawah kepemimpinan Budi Arie Setiadi menandai era baru organisasi relawan terbesar era Jokowi.
Dengan tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi dan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, Projo kini menatap masa depan dengan semangat kebangsaan yang lebih luas dan inklusif.
SupersemarNewsTeam
Reporter: R/Rifay Marzuki
