Supersemar news – Sejarah Indonesia dipenuhi dengan momen-momen yang membangkitkan semangat dan kebanggaan nasional.

Salah satu simbol yang paling kuat dari semangat kemerdekaan Indonesia adalah Bendera Merah Putih. Ternyata ada kisah unik dan menarik tentang bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Bendera merah putih yang dijahit oleh seorang wanita luar biasa bernama Fatmawati. Fatmawati merupakan istri dari Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Seokarno.

Bendera ini bukan hanya selembar kain merah dan putih, namun juga sebagai lambang kebanggaan, perjuangan dan cita-cita bangsa Indonesia.

Proses penjahitan bendera ini bukanlah hal yang mudah. Fatmawati harus bekerja dengan teliti dan penuh kehati-hatian, karena bendera ini bukan sekadar sehelai kain, melainkan sebuah lambang yang akan dijunjung tinggi oleh seluruh bangsa.

Dengan setiap jahitan yang dilakukannya dia menyematkan harapan, keberanian dan semangat perjuangan dalam tiap helainya.

Dikutip dari www.medcom.id, yuk simak beberapa fakta unik dan menarik tentang bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati berikut ini:

1. Dijahit saat Hamil Tua

    Fatmawati berinisiatif menjahit sendiri Bendera Merah Putih sekitar 1 tahun sebelum Indonesia resmi menyataan kemerdekaannya atau tahun 1944.

    Fatmawati menjahit bendera merah putih saat dirinya mengandung putra sulungnya yaitu Guntur Soekarnoputra. Fatmawati menggunakan mesin untuk menjahit.

    Karena ia sedang mengandung, dia dipaksa untuk menggerakkan mesin dengan tangan bukan dengan kakinya.

    2.Susahnya Cari Kain.
    Fatmawati terus berusaha menjahit bendera karena dia yakin Indonesia akan merdeka dalam waktu dekat. Namun, pada saat itu, dia kesulitan mendapatkan kain merah berukuran besar.

      Pada saat itu, Jepang masih menguasai Indonesia. Fatmawati berhasil melobi Jepang untuk mendapatkan kain merah. Sedangkan untuk kain putih mudah ditemukan karena banyak beredar di masyarakat.

      3.Bendera Dikibarkan.
      Pada Jumat 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Di lokasi proklamasi, Rumah Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat, bendera jahitan Fatmawati, yang dikenal sebagai Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih, dikibarkan.

        Hingga tahun 1968, Bendera Pusaka masih dikibarkan di Istana Merdeka saat merayakan hari kemerdekaan Indonesia.

        Kemudian diganti dengan bendera replika yang terbuat dari sutera. Hingga hari ini, bendera pusaka yang asli disimpan di Monumen Nasional karena sudah rapuh dan pudar.

        4.Kain Merah dan Putih Dipisah
        Usai Jepang terusir pascakemerdekaan, Belanda melakukan agresi terhadap Indonesia dan tetap merasa sebagai penguasa.

          Untuk mencegah bendera dicuri oleh Belanda, Soekarno memisahkan jahitan antara kain merah dan putih untuk dibawa dari Jakarta ke Yogyakarta.

          Kemudian, Soekarno meminta ajudannya Husein Mutahar membawa kain merah dan putih itu ke Yogyakarta dengan tas yang berbeda.