Dalam sambutannya di panggung Top Human Capital Awards 2025, Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli menegaskan pentingnya inovasi dan strategi 4P—People, Process, Product, Policy—sebagai kunci utama penguatan SDM Indonesia agar siap menghadapi transformasi industri menuju Indonesia Emas 2045.

SUPERSEMAR NEWS – JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof. Yassierli menegaskan pentingnya transformasi sumber daya manusia (SDM) berbasis inovasi untuk memperkuat produktivitas dan daya saing industri nasional. Hal tersebut ia sampaikan dalam ajang bergengsi Top Human Capital Awards 2025 yang digelar oleh Majalah TopBusiness di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Acara penghargaan tersebut dihadiri oleh para praktisi HR, pimpinan perusahaan, dan pejabat tinggi Kementerian Ketenagakerjaan, termasuk Darmawansyah, Dirjen Binapenta & PKK periode 2025–2030, yang mendampingi Menaker selama kegiatan berlangsung.

Apresiasi untuk Teladan Pengelolaan SDM Indonesia

Dalam sambutannya, Prof. Yassierli menyampaikan apresiasi tinggi kepada para penerima penghargaan yang dinilai telah melalui proses seleksi ketat dan objektif. Menurutnya, mereka adalah teladan nyata dalam menciptakan sistem pengelolaan human capital yang unggul dan berdaya saing tinggi.

“Saya percaya, para penerima penghargaan ini telah melalui mekanisme penilaian yang luar biasa. Semoga dapat mempertahankan prestasi dan menjadi role model dalam pengelolaan SDM di Indonesia,” ujar Menaker dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penguatan kualitas manusia adalah pondasi utama untuk mencapai keberlanjutan industri. “Kita tidak bisa hanya fokus pada teknologi. Kekuatan manusia adalah jantung dari seluruh sistem produksi dan inovasi,” tambahnya.

Strategi 4P: Pondasi Transformasi SDM Nasional

Sebagai bentuk langkah konkret, Yassierli memperkenalkan strategi 4P, yaitu People, Process, Product, dan Policy. Konsep tersebut menjadi dasar untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang produktif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

“Kalau ditanya strategi ke depan, intinya ada pada intervensi 4P. Kita perlu memperkuat manusia, proses, produk, dan kebijakan agar transformasi tenaga kerja berjalan efektif,” tegasnya di hadapan peserta.

Melalui pendekatan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen mendorong peningkatan kapasitas tenaga kerja sekaligus menyiapkan SDM unggul untuk menghadapi era digitalisasi industri.

Peran Praktisi HR dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Seiring dengan itu, Menaker Yassierli juga mengajak para praktisi HR dan pengelola SDM agar menjadi agen perubahan (change agent) yang aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan semangat berbagi ilmu antarprofesional.

“Praktik kerja dan budaya kerja kita harus jauh lebih hebat dari saat ini. Saya berharap bapak-ibu di sini dapat berbagi, menularkan, dan menjadi mentor bagi jutaan praktisi HR di seluruh Indonesia,” ujar Yassierli.

Menurutnya, ekosistem kerja yang inklusif dan kolaboratif akan melahirkan lebih banyak talenta nasional unggul yang mampu berkompetisi secara global.

Membangun Ekosistem Talenta yang Kolaboratif dan Inovatif

Dalam sesi akhir pidatonya, Menaker Yassierli mengutip filosofi kepemimpinan modern dari Steve Jobs untuk menekankan pentingnya memberikan ruang bagi kecerdasan dan kreativitas tenaga kerja.

“We hire smart people, not to tell them what to do. But we hire smart people to let them tell us what to do.(Steve Jobs)” (“Kita mempekerjakan orang pintar, bukan untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Tapi kita mempekerjakan orang pintar agar mereka bisa memberi tahu kita apa yang harus dilakukan).”

Yassierli menilai prinsip tersebut sangat relevan bagi dunia kerja Indonesia saat ini. Menurutnya, inovasi tidak lahir dari perintah, tetapi dari lingkungan kerja yang mendorong kebebasan berpikir dan partisipasi aktif.

Selain itu, beliau menambahkan bahwa revolusi digital dan transformasi teknologi mengharuskan perusahaan beradaptasi cepat agar tidak tertinggal. Oleh sebab itu, pengembangan talenta berbasis inovasi dan kolaborasi harus menjadi prioritas nasional.

Menatap Masa Depan SDM Indonesia yang Kompetitif

Menutup acara, Prof. Yassierli mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga akademisi, untuk bersatu membangun sistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berorientasi masa depan. Ia optimistis, dengan penguatan strategi 4P dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat mencapai target produktivitas tenaga kerja yang kompetitif di tingkat global.

“SDM unggul bukan sekadar slogan, tapi realitas yang harus kita wujudkan bersama. Jika kita konsisten, Indonesia tidak hanya siap menghadapi 2045, tapi juga memimpin di kawasan,” pungkasnya.

SupersemarNewsTeam